Pages

Selasa, 03 Januari 2012

Gunung dan Sungai Kuno Ditemukan di Dasar Lautan

Para ilmuwan mampu mengkonstruksi citra 3D dari lanskap yang tenggelam di Samudera Atlantik Utara dengan mengukur gema dari gelombang suara bawah air saat mereka menyentuh tipe lahan berbeda.

Sebuah bentang daratan atau lanskap kuno yang telah lama tenggelam di Samudera Atlantik Utara ditemukan oleh sejumlah ilmuwan. Para peneliti telah menemukan daratan yang hilang sekitar 56 juta tahun lalu, lewat analisa data yang dikumpulkan untuk beberapa perusahaan minyak, bertekhnologi canggih echo-sounding. Merekapun menyamakannya temuan ini dengan mitos kota hilang Atlantis, Lanskap pada kedalaman 1,2 mil tersebut terletak di Atlantik Utara sebelah barat kepulauan Orkney-Shetland dengan puncak yang dulu milik delapan gunung dan sungai-sungai besar. Lahan itu kemungkinan dulu berada 0,6 mil diatas permukaan laut dan bergabung dengan apa yang kini disebut Skotlandia, atau bahkan mungkin telah terbentang jauh hingga ke Norwegia, ujar para ilmuwan.

Dilansir Daily Mail (11/7), peneliti Nicky White dari Universitas Cambridge mengatakan, “Kelihatannya sangat mirip suatu peta dari negeri yang sedikit daratan. Hal ini seperti sebuah fosil lanskap kuno yang telah bertahan hingga 1,2 mil di bawah dasar lautan.” Temuan ini bermula dari kumpulan data sebuah perusahaan kontraktor yang biasanya meneliti wilayah gempa. Suatu tekhnik dari sebuah tekhnologi tinggi echo-sounding disebarkan, yang kemudian melepas udara bertekanan tinggi di bawah air—hal ini menghasilkan gelombang suara yang bergerak melalui sedimen di dasar lautan. Sebuah gema atau echo akan timbul kembali setiap kali gelombang ini mengalami perubahan pada medan yang dilalui. Gema ini kemudian dijemput oleh mikrofon yang tergantung di dalam air dari sebuah kapal pada permukaan laut.
Dengan demikian para ilmuwan dapat mengkonstruksi citra 3D dari lahan yang berada di bawahnya pada saat mana mereka menyadari bahwa mereka memiliki bukti dari lanskap terpendam itu.

Bukti bahwa lahan ini pernah dihuni dikumpulkan lewat sampel inti--diambil dari batu karang bawah laut—yang mengungkapkan bahwa benda ini merupakan serbuk sari dan batubara.
Di tempat berbeda para ilmuwan Cambridge menemukan fosil-fosil kecil, yang membuktikan bahwa lanskap ini pernah menjadi lingkungan laut. Mereka meyakini bahwa lanskap ini muncul dan tenggelam dalam 2,5 juta tahun karena Plum Islandia—sebuah aliran material yang melewati mantel bumi di bawah Samudera Atlantik Utara. Fungsinya membawa magma panas dari dalam bumi hingga hanya dibawah permukaan, di mana riak itu keluar. Dr. White mengatakan, lanskap itu kemungkinan telah disapu di bawah Lautan Atlantik selama terjadinya gelombang magma. Ia mengklaim telah menemukan dua lanskap bawah air lebih baru, yang keduanya disebabkan oleh fenomena serupa.

Riset ini diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience. (Erabaru/DM/sua)


Sumber : Erabaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar