Kamis, 23 Agustus 2012

Al-Quran Adalah Petunjuk, Bukan Mantra (Ruqyah)


Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci agung, yang akan terjaga keagungan keaslian sampai akhir zaman. Dia adalah sebuah petunjuk, seperti yang tercantum pada pembukaan Al-Qur’an.

Dia adalah petunjuk, bagi orang-orang yang beriman (Al-Baqarah: 2). 

Menyoroti keberaannya, dalam keseharian umat muslim sekarang, apalagi umat muslim di Indonesia, mungkin kita harus sama-sama instropeksi diri. Jangan sampai terjatuh kelembah yang sangat hitam, dengan mengatasnamakan ke agungan Al-Qur’an. Petunjuk, kata yang sudah sangat jelas maknanya. Dalam artian, sebagai tuntunan, arah dan bimbingan perilaku. Sehingga tidak heran jika umat muslim mempunyai perilaku seperti yang tergambarkan dalam al-Qur’an bagi yang mengamalkannya.

Pernahkah saudaraku memperhatikan bagaimana al-Qur’an diperlakukan bagi sebagian saudara kita, khususnya yang ada di Indonesia, lebih terkhusus lagi bagi saudara kita yang masih ada sinkretisme adat setempat dengan Islam. Sungguh sangat memprihatinkan, al-Qur’an yang seyogyanya menjadi petunjuk, berubah menjadi matra yang sakti bagi mereka, Nauzubillahi minzaliq. Syetan akan terus menggelincirkan umat ini, dimanapun dia akan berada. Dia akan tetap menggelincirkan sebagian orang-orang yang tetap masih membaca al-Qur’an apalagi yang tidak membacanya. Paham bahwa al-Qur’an memang ampuh dan sakti, memang tidak bisa dipungkiri, tetapi keampuhannya bukan sebagai pengisir jin, roh halus azimat dan sebagainya. Walau, memang ada beberapa ayat al-Qur’an yang mempunyai kandungan dan keagungan tersendiri, tetapi, tidak lepas sebagai pemberi petunjuk dan pemberi peringatan. Yang lebih ironis, al-Qur’an bukan lagi sebagai petunjuk bagaimana seorang umat muslim berperilaku, tetapi dia sudah berubah menjadi mantra-mantra pengisir jin, syetan, ataupun pengusir makhluk halus bagi orang kesurupan, lilmu kebal dan lain-lain. Sadarkah saudaraku, bahwa syetan akan tetap berusaha menggelincirkan kita, dari arah yang tidak disangka-sangka.

Melalui tulisan yang sangat pendek ini, saya mengajak saudaraku untuk tetap memperbarui iman, jangan sampai terjatuh kelembah yang sangat hitam, lembah kemusyrikan, padahal kita tidak menyadari. Kita jadikan al-Qur’an ke azalinya diturunkan, dan mengajak saudara-saudara kita untuk kembali ke jalan ini, jalan yang tetap lurus, di bawah cahaya keimanan yang lurus. 


11 komentar:

  1. nah parah nya oleh "mereka' (praktisi dan pendukung ruqyah) memahami kata PETUNJUK diatas kebablasan..... menjdikan AYAT AL QURAN sekumpulan Kalimat Sakti pengusir JIN dan membri kekuatan....

    padahal Jelas@ dlm surat Al Jin ayat 2... jin KAFIR ituy justyru lgsg BERIMAN kpd ALLAh ktk Memahami Keindahan AL Quran.... subhaanallah....

    BalasHapus
  2. iya nih terutama websitenya tuan perdana ahmad..selalu saja HI dan kang dikcy yang dibahas..
    mudah-mudahan kita bisa tetap sabar untuk berjuang menegakan kebenaran

    BalasHapus
  3. tapi klo syetan golongan kunti.pasti panas juga klo di bacakan ayat ayat alquran. bahkan bisa terbunuh..ingat ada kisah seorang musafir yang kemalaman..beliau hedak ingnap dipenginapan sayang penginapan dah penuh akhirnya di sarankan nginap di rumah tua..yg mana di huni jin ifrit. ketika malam beliau di ganggu dengan kehadir ifrit. apa yg beliau ucapkan hanya bertawakal pada allah dengan memohon bantuan ayat suci alqursy..dan ketika di bacakan di sudut tembok yg kelam mengeluarkan asap..menurut periwayat beliau telah membunuh jin ifrit..ingat semua yg bernyawa pasti akan mati meskipun mereka dari golongan mahluk astral.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aduh mas johan nih tega yah, kalau bener kyk begitu mungkin dari dulu bangsa jin udah gak pada ada atuh alias musnah, pake doa langsung musnah itu jin, duh kasian tuh bangsa jin, yang gak salah pun kebawa-bawa, emang jin mati anda bisa lihatkah prosesnya? emang bisa lihat jin anda? periwayatnya siapa yah? setahu saya pas Nabi Muhammad baca ayat Qur'an JIn tuh takjub bukan kebakar, malah beriman dihadapan Nabi Muhammad.. nah gimana tuh? masih berpendapat jin kebakar saat di bacain qur'an?

      Hapus
  4. hendaklah berdawah..sesuai sunah rasul..serukan dengan santun yg hak dari alquran. katakan lah jgn di sembunyikan..dalam ayat2 alquran ada mahluk allah sebagai penjaga dari golongan malaikat dan manusia(penghapal quran)kita lihat pengembangan para wali di tanah jawa.santunlah berdawah..yg mereka lantunkan adalah doa bukan mantra yg sebagai mana antum katakan.kadang doa pun ada yg menjaga dari golongan mahluk astral..utamanya dakwah ajak dan sadarkan islam yg kurang paham tauhidgn ucapan halus..

    BalasHapus
  5. Heuheu.. Bukankah sejarah Ruqyah itu memang disunnahkan? Terbukti pada almatsurat. Yang dibaca itu adalah zikir. Dan ilmu ini hakikatnya sama seperti guru yang memiliki disiplin ilmu lain; biologi, geografi, seni, arsitektur, dll. Yang lebih jelas dalam kasus ini adalah anda sekalian tidak mengalami. Kalau ruqyah dibilang tidak sesuai, saya tanya disiplin ilmu mana yang sesuai dengan alquran? NIL!!

    Salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heuheu.. Yups "disunahkan" oleh orang-orang Yahudi dari sejak dahulu kala dan sudah lama ditinggalkan oleh mereka karena mereka sudah menyadari bahwa Ruqyah (mantra) sama sekali tidak ilmiah. Dzikir dan Ruqyah adalah dua hal yang berbeda (jauuuhhh). Sama sekali tidak ada kata-kata atau kalimat yang menjelaskan tentang Ruqyah (mantra) dalam Al Qur'an. Semua disiplin ilmu sangat sesuai dengan Al Qur'an kecuali Ruqyah. NOL !!

      Hapus
  6. Kalau energi tenaga dalam di kompar tenaga ruqyah kira2 bagaimana ? #salam ilmiah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenaga Dalam + Ruqyah = Tenaga metafisik bantuan jin (Musyrik)

      Hapus
  7. Sebuah blog yang bicara tentang hal yang sama. SEbuah gerakan mencegah pembodohan oleh yang mengaku kiai Quran Bukan Mantra

    BalasHapus

Iklan

Komentar Terbaru

Prodimaar